Thursday, October 9, 2008

Liburan keluarga

Sudah lama saya pingin banget ke rumah keramik F. Widayanto ini. Teman, ibu dan adik saya sudah menginformasikan tempat ini. Lalu saya baca literatur serta nonton tv, semua info membuat saya semakin kepingin melihat, seunik apa siy rumah plus bengkel keramik perupa ini.

Begitu ada ajakan dari Aria tuk melihat tanah di kawasan Tanah Baru, otak saya langsung mikir ‘rumah keramik F.Widayanto’ !!! Voila.. Pagi itu saya ajak adik-adik saya, menjemput Marbun di stasiun Depok baru, dan langsung menuju rumah Aria di kawasan Depok 1. Sayang, hujan besar cukup menghalangi kami tuk langsung muter-muter kawasan Depok.. Tapi ternyata nikmat hujan justru merelaks-kan mata dan otak kami, karena kami disuguhkan pemandangan danau yang cukup besar di depan rumah persis (lupa namanya, Situ opo iku ya?).


Begitu hujan sudah mulai reda, kami langsung bersiap menuju kendaraan kami. Tidak lupa berhenti di Indomaret, membeli Yakult pesanan adik-adik kecil saya :p Titik pertama langsung menuju Tanah Baru, melewati pengkolan desa Kukusan, menuju tanah yang ingin dilihat, diukur, dan apapun namanya oleh bapak arsitek Marbun.. Agak becek, but so much fun.. Ternyata 3 krucil saya enjoy aja tuh bertanah-tanah kotor.. :)

Selepas dari sana kami langsung menuju Rumah Keramik Tanah Baru-nya F.Widayanto.. Belum masuk saja, di otak saya langsung mikir, wah ni rumah pasti gedong be’eng deh.. Pintu gerbangnya yang berpilar batu kali tinggi sudah mencerminkan kalo si empunya pasti seseorang yang unik. Kendaraan kami parkirkan, dan langsunglah kami melewati gerbang utama. Di sebelah kanan kami adalah toko keramik, sebelah kiri adalah workshop alias bengkel keramik, dan di depan mata kami adalah restoran dengan gaya rumah joglo, jawa beneeerr deh... (Warung N’toep)

Dengan melewati rumput hijau, pemandangan taman yang aduhai cantik nian, kami tapaki batu yang dihiasi keramik kupu-kupu beraneka warna. Jualan di rumah toko keramik itu memang tidak selengkap yang ada di geleri-galeri yang tersebar di Jakarta (Setiabudi, Panglima Polim dan Kelapa Gading). Ada gelas, kalung, kap lampu, hiasan dinding beraneka bentuk, piring, dan lain-lain..

Setelah melewati areal restoran, kami naik tangga menuju bengkel keramik. Sambil jalan menapaki anak tangga, saya selalu bergumam, enak juga nih rumah dengan tanah luas, taman di mana-mana, mata disuguhkan dengan hijau segar dan suara air kali yang melewati sungguh bikin hati tentereemm.. :p Landscape dari tanah yang luasnya hampir 1 hektar ini memang menjadi daya tarik.

Di bengkel keramik beberapa pemandu memberikan informasi mengenai asal tanah lempung, cara pembuatan keramik, proses pewarnaan, dan pembakaran. Tampak di sana 1 keluarga Korea sedang asik mencetak tanah lempung untuk dibuat aneka macam bentuk keramik. Anak-anak kecil tampak menikmati sekali ‘prakarya’ baru mereka.. Untuk bermain keramik, tamu dibebankan Rp 50.000 untuk 1 gepok tanah lempung. Ada beberapa cara pembuatan. Untuk anak-anak kecil biasanya sih dengan cetakan yang memang sudah disiapkan. Untuk orang-orang yang sudah lebih dewasa, biasanya mereka berkreasi sendiri. Setelah proses pewarnaan, pembakaran akan dilakukan oleh karyawan Rumah Keramik Tanah Baru. Biasanya hasil cetakan bisa diambil dalam waktu 2 minggu.

Saya langsung teringat beberapa waktu yang lalu saya juga pernah iseng main ke bengkel keramik seorang teman ; Haryo Lenggono. Dia dengan sangat sabar menerangkan proses pembuatan keramik yang ternyata enggak gampang. Manual booowww... Sukses buat acara pameran minggu depan yah bro :)

Puas di bengkel, kami melihat-lihat rumah utama. Waahh, ternyata emang enak beneerr.. Dengan langit-langit yang tinggi, perabotan kayu dan keramik yang unik, rasanya adem banget deh. Beberapa karyawan siap menjamu kami dengan beberapa informasi mengenai Rumah Keramik Tanah Baru ini. Pantry-nya bagus.. Terasnya asri, apalagi pemandangan di depan teras tersebut adalah rumput hijau dengan taman-tamannya yang cantik. Tampak di depan kami beberapa rumah panggung kayu, ada yang beratap kayu ada pula yang beratap ilalang.. (jadi inget rumah Lombok)

Lagi asik-asik menikmati rumah, eh tiba-tiba saya melihat sosok yang saya ‘kenal’, tapi belum ‘kenal’ :p Voila... Si empunya rumah, mas Yanto.. Sosoknya hangat, dan ramah. Saya banyak ngobrol dengan pria kelahiran 43 tahun yang lalu. Dia lulus dari ITB mengambil jurusan design keramik pada tahun 1981. Boleh dikatakan hidupnya tidak bisa dilepaskan dari dunia keramik. Selain memproduksi keramik hias dan pakai dalam berbagai bentuk dan kreasi, mas Yanto juga membuat karya seni kreatif keramik dalam bentuk lukisan dan patung.


Puas ngobrol dan sempat berfoto (..teteeuuppp lhoch gue :p ), kami bermain di rumah panggung kayu di sisi dekat halaman parkir kendaraan. Wah, cucok banget nih buat anak-anak. Ternyata rumah-rumah panggung itu disewakan juga lho bagi tamu-tamu.

Bagi yang berminat untuk bermain ke Rumah Keramik Tanah Baru ini sebagai alternatif liburan di seputaran Jakarta, bisa menghubungi ke nomor telepon (021) 775 7685/6. Alamat lengkap di Jl. Curug Agung No.1, Tanah Baru, Beji, Depok. Bisa lewat Margonda Raya, sebelum terminak Depok belok kanan ke arah Depok 1. Pertigaan belok kanan, ikuti jalan aja menuju kawasan Tanah Baru. Atau alternatif lain kalau melalui Cilandak KKO, atau Ragunan, ambil ke arah Jagakarsa. Melewati Moh.Kafi, enggak jauh dari situ langsung ketemu kawasan Tanah Baru.

Waktu pelaksanaan tour pada pukul 10.00 – 14.00 WIB yang meliputi menikmati hidangan selamat datang, keliling rumah, bermain tanah liat, makan siang, permainan dan cenderamata. Harga paket Rp 200.000/orang untuk jumlah 15-19 orang dan Rp 150.000/orang untuk jumlah 20-30 orang. Jumlah peserta dan waktu kunjungan berlaku setiap hari kecuali hari Minggu dan hari besar.

Puas bermain di Rumah Keramik Tanah Baru, perjalanan kami lanjutkan ke Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan. Masih berdekatan karena kami melewati jalan belakang (Srengseng). Sebenarnya waktu itu saya dan beberapa teman sudah pernah ke sini, menikmati kampung Betawi dengan sajian kesenian dan makanan-makanan khas Betawi.

Waktu dulu saya belum sempat main sepeda perahu, nah kali ini dengan 3 krucil saya, kami sempatkan bermain di tengah danau. Dengan membayar Rp 7.000 saja, ternyata wisata ini lumayan meriah.

Sekian reportase jalan-jalan saya kali ini. Sampai ketemu di edisi jalan-jalan berikutnya yaa..

1 comment: